BLACK PREAL
Author : Vira Putri Utami
Maincast : Park Rimi (other cast)
Oh Sehun
Park Chanyeol
Genre : Fantacy, sad, friendship (maybe)
Reated : T
Anyeonnngggggg.......... aku mau post beberapa FF buatan aku nih :D semoga yang baca bisa terhibur dengan ff abal abalku ini. Aku cuma pinjem nama artis buat jadi cast di ff. ini murni pemikiranku..... Jangan menjadi pembaca gelap ya ;)
Seorang pemuda tampan tengah terdiam di sebuah atap gedung.
Rupanya ia tengah menanti kedatangan seseorang
BRUKK
"haahh.. Kau lama sekali" dengusnya kesal dengan
melangkahkan kaki panjangnya menghampiri gadis yang tengah mengaduh kesakitan karena mendaratkan tubuhnya saat terbang dengan ceroboh
"heh bodoh. Kau pikir mencari anak anjing si hitam itu
gampang? Ada apa kau memanggilku?" tanya si gadis sinis yang kini sudah berdiri tegap.
"rimi-ah... Apa
tak sebaiknya kau pergi dari kota ini?" rimi, gadis manis itu menatap Park
Chanyeol - kakaknya penuh tanya
" wa-wae??" ia nampak tegang. chanyeol hanya
menggunyingkan senyuman kecilnya,, ia tahu.. jika ia mengatakan hal hang
sebenarnya terjadi rimi akan semakin kecewa.
" oppa.... jawab aku!!" rimi mengguncangkan lengan
kanan chanyeol, sedangkan pemuda itu mendesah panjang. lalu ia peluk gadis itu
cukup lama, seolah olah,, rimi akan meninggalkan dia sekarang juga
" orang orang kota sudah mengetahui siapa dirimu. lebih
baik, kau pindah ke daerah pedesaan yang jauh dari kota ini" chanyeol
melepas pelukannya. menatap rimi yang sama menatapnya juga
" apa harus secepat itu?" chanyeol hanya
menganggukan kepalanya
" jika tidak... kau akan di tangkap oleh mereka"
setetes air matapun jatuh dari manik indah itu. rimi tersenyum getir.
bagaimanapun caranya.... ia tetap harus pergi. ia bukan manusia biasa,, dan
nyawanyapun kini sudah terancam karena komplotan manusia itu tengah mencarinya
" ba...baiklah.. aku akan pergi besok"
#Rimi pov
Aku bingung,, harus pergi entah kemana lagi. apa ini takdir
menjadi seorang Asasins ? di kejar oleh pemangsa,,, ah... tidak.. lebih
tepatnya mereka hanya ingin mengambil kekuatan milikku.
Pada ahirnya,, Chanyeol oppa mengantarkanku pada sebuah desa
terpencil entah daerah apa. Mungkin, jika aku bersembunyi disini para hunter
tak akan menemukanku lagi.
"rimi-ah.. jika kau dalam bahaya,, ingat pesanku..
" aku hanya mengangguk, lalu memeluknya erat erat dengan air mata yang
sudah mengalir deras
" o-oppa.. hiksh,, jika aku tak bisa menjaga mutiara
itu baik baik.. kau harus rela" ujarku dengan suara bergetar. aku rasakan
bahuku terasa basah, apa chanyeol oppa juga sedang menangis?
" nde rimi... oppa hanya bisa berdoa dan berharap,, kau
baik baik saja"
kami berduapun melepas pelukan perpisahan itu. aku mencoba
untuk tersenyum meski itu terlihat sangat di paksakan. Chanyeol oppa mencium
keningku, lalu akupun melangkah memasuki rumah kecil yang mungkin akan ku
tinggali untuk sementara ini.
##
Hari hari berlalu.. Sebagai seorang asasins sepertiku
sangatlah berbahaya jika merasa terancam. Bagaimana tidak,, masih aku ingat
saat pertama kali aku menyadari diriku seorang asasins. Kejadian itu,, saat aku
menduduki kelas enam Junior high school. Dimana pada saat itu aku membunuh
Hyunji - teman sekelasku dengan beberapa detik. Hyunji mati di tanganku dengan
tubuh yang terbelah belah. Masalah itu segera di tutupi oleh pihak sekolah dan
tentunya orang tuaku hanya bisa terdiam karena mereka sendiri sudah menduga,,
aku akan melakukannya. Banyak orang yang aku bunuh, namun orang yang aku bunuh
adalah orang yang bermaksiat di dunia. You Know,, aku mengenal dunia hitam,
begitupun dengan kakakku sendiri. Hingga pada suatu hari, saat aku pulang
sekolah. Dua preman mencegatku, lalu membawaku ke suatu tempat yang gelap.
Mereka rupanya tahu apa kelemahanku,, aku merasakan seseorang menendang
tubuhku. ia berbisik
" mana mutiara hitammu?"
jelas sangat aku tahu tujuan yang sebenarnya orang itu.
Mutiara Hitam,, mutiara langka dan sangat sulit di dapatkan oleh siapaun di
dunia ini. Aku memang memiliki mutiara itu, dan mutiara itulah... benda yang
selama ini memberikanku kekuatan. Jika mutiara itu berada di tangan orang yang
salah,, mutiara itu akan di gunakan sebagai benda yang mampu membuat orang itu
bisa menguasai dunia. Dan aku tak akan pernah membiarkan itu terjadi.
Ku tatap lekat pemandangan yang berada di depanku. padang
safana,, aku memang sedang berada di bukit yang tak jauh dari desa ini.
Rasanya,, aku ingin sekali.. kembali ke kota dan menjalani hidupku seperti
biasanya. Namun keadaan berkata lain, aku harus tetap disini.. jika aku masih
ingin hidup
GREKK
aku menoleh ke belakang. Tak ada siapa siapa? lalu.... suara
apa itu?
PLUKK
sebuah sapu tangan jatuh mengenai pundakku. aku mengadahkan
kepalaku ke atas pohon. Bisa aku lihat,, seorang pemuda tampan tengah tersenyum
padaku.
" hey,,, kau siapa?" tanyaku, lagi lagi ia hanya
tersenyum . lalu melompat dari atas pohon yang tak terlalu tinggi
itu
" Oh Sehun.. kau?" ia mengulurkan tangannya, aku
segera menjabat tangannya
" Park Rimi" ujarku dengan memperlihatkan senyuman
terbaik milikku. ia terdiam,, dengan matanya yang menatap mataku dalam
" se-sehun-sshi?"
aku menggerakan tanganku di depan wajahnya. iapun tersadar
" eum... oh,, ya.
aku sering melihatmu di sini"
apa sehun seorang stalkerku? ahh,, pabo ! jangan geer kau
Park Rimi!
" kau tahu darimana?"
" karena aku setiap hari selalu berada di sini"
ujarnya. aku tersenyum,, apa sehun bisa aku jadikan sebagai orang yang bisa aku
percayai?
##Author pov
Sehun dan Rimi sangat akrab. Sehun selalu mengajaknya untuk
ikut ke sekolah yang berada di desa itu. Rimi mau tak mau diapun hanya bisa
menurut saja. meskipun sebenarnya ia malas untuk ikut sekolah di sekolah yang
terlihat kumuh itu. Maklumi saja,, desa itu memang jauh dari letak perkotaan
" rimi... apa kau hanya tinggal sendirian saja?"
tanya sehun saat mereka berdua sedang berada di rumah kecil rimi. Rimi hanya
mengangguk dan melangkah ke dapur untuk menyajikan segelas air putih untuk
sehun
" lalu... kemana orang tuamu? aku rasa... kau bukan
orang biasa biasa saja"
DEGG
rimi tersenyum kecut
" aku yatim piatu. karena perekonomian di kota seoul
tinggi, jadi aku putuskan saja untuk pindah ke desa ini" nistanya.
Terpaksa ia harus berbohong, ia tak ingin sehun mengetahui siapa dirinya yang
sebenarnya
" ohh... maaf aku tak tahu ! apa kau besok mau
mengantarku ke daerah kota? aku ingin membeli buku" rimi terdiam.
bagaimana ini? ia tak mungkin menolak permintaan sehun. mengingat selama ini
sehun sudah banyak menolongnya. Dan dengan itupun rimi meng-iyakan permintaan
sehun.
##
Perjalanan ke kota membutuhkan waktu cukup lama. Rimi
berkali kali menghela nafasnya merasakan firasat buruk. Sedangkan sehun, pemuda
itu masih asyik memilih buku di gramedia. Sehun memang termasuk siswa cerdas di
sekolahnya. Ia memiliki beasiswa,, dan rencananya dia akan meneruskan kuliah di
seoul. benar benar menakjubkan,, mengingat sehun hanya berasal dari keluarga
miskin di desa itu
" rimi.... rimi... gwaenchana??" sehun mengguncang
pelan bahu rimi. rimi nampak kaget, lalu tersenyum pada sehun. senyuman yang
terlihat di paksakan
" kau sudah selesai?" tanyanya, sehun hanya mengangguk
" apa kau tidak ingin membeli buku juga?" rimi
menggeleng. lalu mereka berdua melangkah pergi meninggalkan gramedia itu.
saat mereka sudah membeli bubble tea, rimi menatap tajam dua
pria tinggi dan kekar yang berjalan mendekati mereka berdua. Benar firasat
rimi. Keringat bercucuran di dahinya, sehun heran dengan rimi yang nampak
sangat tegang itu
" tangkap dia !" teriak pak tua yang berada di
belakang dua pria menyeramkan itu. seketika itu mata rimi
menjadi merah,, dan ia memegang sebuah belati berukuran sedang yang entah dari
mana ia dapatkan. Sehun sudah terlebih dahulu di tarik oleh salah satu pria
itu. rimi berlari ke lorong gang sempit dan tidak terlalu gelap. pria itu
semakin mendekat, dan...
CLEBB
pedang di tangannya mendarat di dada pria itu
" kau masih ingin melawanku?" ujar rimi dingin.
pria itu menyuruh pria yang tengah membekap sehun untuk menyerang rimi dari
belakang
CLEBB
Naas,, pria itu sama saja. Rimi menginjak dada dua pria itu
dengan angkuhnya
" a...ampuni kami" ujar salah satu pria itu
"Cih.. kalian pikir aku akan percaya pada kalian?
HAHAHA.. RASAKAN INI"
SREKK
"RIMI !!" kilatan merah itu menghilang. Rimi
terduduk dengan darah yang berceceran di tubuhnya. Tidak,,,, dia membunuh lagi
" APA YANG KAU LAKUKAN!!" lagi lagi sehun
berteriak. ia menarik rimi yang masih menatap dua mayat tampa kepala itu tampak
jijik
" hiksh... se-sehunn"
sehun segera memeluk rimi yang mulai menangis
" aku... aku-"
"sudahlah... aku mengerti"
rimi menghentikan
tangisnya, menatap wajah sehun yang tersinari oleh sinar bulan
" lebih baik.. kita sebaiknya meninggalkan tempat
ini"